NAKULANews, Jakarta – Rindang Indonesia Foundation (RIF) kini telah memasuki usia lebih dari satu dekade.
Di usianya yang terbilang muda ini, Lembaga sosial ini masih konsisten melakukan kegiatan pembangunan manusia dan lingkungan hidup. Mencetak anak binaan yang cinta kepada Tuhan sekaligus cinta lingkungan hidup.
Kiprahnya semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia khususnya di Kota Bekasi.
Ditemui di kantornya yang rindang di kawasan Jatimakmur Bekasi, Sabtu 18 November 2023, Ketua Umum Rindang Indonesia Foundation, M Adhie Pamungkas, S.H memaparkan concern utama Yayasan Rindang Indonesia ke depan yakni mencetak generasi yang memiliki karakter yang berbasis kepada nilai-nilai agama dan nilai-nilai kebangsaan.
Kenapa masalah itu penting, pasalnya menurut praktisi hukum ini bahwa permasalahan bangsa yang paling mendasar saat ini adalah karakter.
“Karakter adalah Watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya,” terangnya.
Permasalahan karakter, Dia mencontohkan soal budaya hidup bersih dengan melatih disiplin membuang sampah pada tempatnya.
Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum menyadari itu dengan seenaknya membuang sampah di sembarang tempat.
Di kawasan Asrama Yatim di Rindang Indonesia (Istana Yatim) perilaku dan budaya hidup bersih telah ditanamkan sejak dini segenap penghuni.
Perilaku ini, harus ditanamkan sejak dini dan secara berkesinambungan dengan pembiasaan dan keteladanan.
Di samping itu, permasalahan degradasi karakter selanjutnya pada Bangsa ini seperti korupsi dan intoleransi.
Dua masalah ini masih menjadi ancaman negeri ini. Korupsi bisa meruntuhkan negara sebagaimana dengan intoleransi sebagai bibit radikalisme terorisme.
Untuk itu, Adhie menegaskan bahwa kehadiran Rindang Indonesia Foundation dengan Program Penguatan Pendidikan Karakternya bisa turut berkontribusi menanggulangi permasalahan bangsa.
Selain membekali karakter pada anak-anak binaannya, menurutnya, Rindang Indonesia juga memiliki program pemberdayaan sehingga masyarakat menjadi tiga Is, Agamis, Nasionalis dan Pebisnis.
“Paling tidak mereka anak anak muda tidak hanya agamis dan nasionalis namun juga punya kemandirian dan jiwa bisnis penghasilan minimal 5 juta rupiah perbulan,” katanya.
Sehingga mereka paling tidak mampu membiayai dirinya sendiri dan tidak lagi meminta uang jajan pada orang tua.
Program-program pemberdayaan ekonomi yang telah dilakukan di Rindang Indonesia (Istana Yatim) antara lain, pelatihan wirausaha, pelatihan digital marketing, Pelatihan hidroponik, Jurnalistik dan lain sebagainya.
Salah satu produk unggulan yang bisa dijadikan lahan bisnis bagi para penghuni Asrama yakni bisnis produk herbal kesehatan berbasis minyak kelapa VCO dengan beragam produk turunannya.(M.Hatta)