BerandaTERKINIKakek-Nenek Pemungut Buah Asem, Berharap Ada Hamba Tuhan yang Bisa Meringankan Beban...

Kakek-Nenek Pemungut Buah Asem, Berharap Ada Hamba Tuhan yang Bisa Meringankan Beban Keluarganya.

Kakek-Nenek Pemungut Buah Asem,Berharap Ada Hamba Tuhan yang Bisa Meringankan Beban Hidupnya.

 

KARANGASEM
Sungguh sangat malang nasib kakek Nengah Jejer 74 tahun, dengan keterbatasan fisik, yang tidak mampu lagi berjalan,apalagi melakukan pekerjaan, mengupas kulit Asem adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa ia lakukan.

Pasangan pasutri dari desa kerta mandala, kecamatan abang, Kabupaten karangasem,dari pernikahannya dengan nenek Ni Nengah Rupi dikaruniai tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan ,

Halnya dalam perjalanan hidupnya,untung tak dapat diraih,malang tak dapat di tolak. Kakek Nengah Jejer mengidap penyakit asam urat akut yang mengganggu melakukan pekerjaan nya sebagai tukang serabutan.

Disebabkan sakit yang dideritanya hanya lewat pengobatan tradisional, pergi keorang pintar atau dukun.
Lewat proses pengobatan tradisional itulah kedua kaki kakek Nengah Jejer tidak pernah sembuh,bahkan malah tidak bisa berjalan. Seperti yang kita ketahui asam urat terjadi dari faktor makanan, penting nya penderita asam urat memeriksakan ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan ” obat ” sesuai dengan penyakit yang diderita si pasien nya.

Dijelaskan sempat berobat ke dokter, setelah berobat rasa sakitnya hilang. Tetapi tidak berlangsung lama kedua kakinya kembali lemas,kesemutan dan susah untuk digerakkan.

Kakek Nengah Jejer,hari-hari terus duduk tidak berdaya, terlihat kakinya terus mengecil dan menjadi setengah lumpuh .

Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga,yang dialami kakek Nengah Jejer, anak laki laki yang pertama jatuh sakit dilarikan ke rumah sakit, sakit yang dideritanya cukup parah lantas meninggal dunia .

Kakek Nengah Jejer sangat merasa terpukul, kehilangan anak sebagai tulang punggung keluarga mendahului di panggil oleh yang maha kuasa

Diterangkan tidak berselang lama anak keduanya jatuh sakit,dengan penderitaan yang sama dengan kakaknya tidak bisa bertahan, meninggalkan dua anak
Ni Meisya ” 12 tahun ,sekolah SMP kelas VII sedangkan
I Nengah Devayana” 9, masuk di bangku SD kelas lV , keduanya kesulitan dalam melanjutkan pendidikan,sebab Ibu nya,juga Kakek dan Neneknya tidak bekerja .

Kakek Nengah Jejer kehilangan pegangan hidupnya,cucunya kehilangan ayahnya,sedangkan ibu dari cucu-cucunya tidak memiliki ketrampilan dibidang pekerjaan,sepertinya harapan untuk bisa melanjutkan kehidupan pupus.
Ditengah keputus asaan, keluarga kakek Ketut Lanut mendapat bantuan program Pemerintah PKH .

Disisi lain istri dari kakek I Nengah Jejer, nenek Ni Nengah Rupi mengalami gangguan pendengaran,pekerjaan nya mengais biji buah Asem yang rontok ditegalan milik orang lain, sesampainya dirumah buah Asem dikupas dan dibersihkan oleh kakek NengahJejer, untuk mendapatkan 1kg buah Asem butuh waktu 3 sampai 5 hari, itupun langsung ditukar dengan beras untuk memenuhi kebutuhan makan .

Menurut penuturan Ni Luh Pancarni 29 tahun,mertuanya memungut buah Asem sangat terpaksa, karena tidak ada pilihan lain.
Daripada keluarga tidak bisa makan,mereka harus melakukan pekerjaan tukang pungut buah Asem.
Dari hasil memungut buah Asem tidak lebih dari Rp 5000, kakek-nenek, Nengah Jejer dan Nengah Rupi merasa bersyukur masih bisa berkumpul bersama cucu-cucunya dan menantunya.

Besar harapan semoga ada dermawan dan orang baik hati bisa membantu keluarga
Kakek Nengah Jejer
Nenek Nengah Rupi dan
Cucu-cucunya agar bisa terus bersekolah .

(ranugito)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read

spot_img